Untuk Manusia: Apa Pesan dari Angsa yang Bijak dan Bunglon yang pintar beradaptasi?

By Putu Riana Pertiwi - 08 April

Setiap hari kita penuh akan pertanyaan, pertanyaan tentang diri ataupun lingkungan sekitar. Semua hal yang kita lihat, dengar, rasakan, dan alami adalah pelajaran entah baik ataupun buruk. Saat kita memaknai lebih dalam, setiap benda dan kejadian selalu menyiratkan pesan. Saya merasa sedikit tertegun juga tentang bagaimana kita memaknai keberadaan makhluk-makhluk di Bumi ini dan bagaimana mereka "menyampaikan" pesan melalui keberadaannya. 





Bagaimana angsa yang bijaksana memandang agama paling benar di bumi?


Wahai Angsa, konon kau adalah hewan bijaksana di bumi ini. Nah, katakan padaku agama apa yang paling benar dan terbaik untuk menuju Tuhan?

"Manu, setelah sekian ribu tahun agama-agama diturunkan di bumi ini untuk membuat kehidupan kalian damai, bagaimana mungkin bahkan hingga hari ini kalian masih bertanya tentang agama mana yang paling benar dan terbaik? Bahkan kalian bertengkar sampai berperang demi agama. Tidakkah masa selama ribuan tahun itu telah mencerahkan generasi-generasi kalian hingga sadar bahwa agama diciptakan untuk mendamaikan kalian?" 


Bagaimana Bunglon memandang sebuah perubahan?


Bunglon betapa hebat dirimu karena bisa berubah warna oleh pengaruh lingkungan. Aku kagum pada kemampuanmu :)

"Manu, apa yang bisa dibanggakan jika engkau baru bisa berubah oleh pengaruh lingkungan? Justru jika kau bisa berubah atas keinginanmu sendiri, itulah perubahan yang menakjubkan. Itulah pertanda bahwa dirimu memiliki karakter. Itulah yang layak membuatmu bangga pada diri sendiri"


Pekerjaan mulia dari mereka yang tampak 'kotor'


"Aku dikirim Tuhan untuk bekerja mengembalikan ke asalnya semua bahan-bahan semesta yang pernah dipakai oleh Jiwa dalam kehidupan, saat mereka menjadi makhluk hidup"

Wah betapa hebat dan mulianya pekerjaan dan posisimu. Tapi siapakah sebenarnya dirimu?

"Manu, akulah LALAT"

(terkadang kita lupa melihat kemuliaan yang tersembunyi hanya karena pikiran kita dikotori oleh persepsi sendiri)

kutipan dari Buku "Pesan Langit dan Bumi di saat Semesta Bicara"


  • Share:

You Might Also Like

0 comments